Tim DOTA 2 OG merupakan salah satu tim populer DOTA 2 yang tersukses di ajang The International. Mereka merupakan satu-satunya tim yang berhasil memenangkan trofi Aegis of Champion sebanyak dua kali, juga menjadi yang pertama menjuarai ajang tersebut secara back to back di TI8 dan TI9.
Banyak momen legendaris yang diciptakan oleh pemain OG. Salah satunya seperti inisiasi dramatis dari Axe yang dipakai Ceb. Hero tersebut jadi pick kejutan saat OG melawan PSG.LGD di game keempat grand final The International 2018 dan berhasil mengantarkan OG untuk menyamakan kedudukan sampai akhirnya menjadi juara.
Dibalik kisah Axe tersebut, Ceb mengungkap fakta bahwa sebenarnya ia dan OG hanya berlatih sekali memakai Axe dan Itu juga berakhir dengan buruk. “Kawan, kalian harus mengerti, aku harus memberitahukan kalian sesuatu. Game Axe terakhirku dengan OG, satu-satunya matchku dengan Axe sebelum TI8 adalah pertandingan scrim,” ucap Ceb.
Ia juga menambahkan saat mulai bertransisi ke offlane, Ceb mencoba mencari cara untuk unggul di lane. Salah satu caranya yaitu dengan memotong creep dengan hero tebal dan punya clear wave cepat seperti Axe.
“Aku berbicara tentang memotong creep, memotong gelombang creep di lane, orang-orang tidak melakukan itu sebelumnya. Ketika aku berpindah ke offlane aku mulai membicarakannya untuk melawan kombo seperti Witch Doctor yang terus melakukan heal ke Morphling. Lane yang sangat menjengkelkan. Lalu aku bilang ke mereka kenapa Axe adalah hero yang sangat bagus untuk melakukan itu. Kita main satu scrim dan aku pakai Axe, aku berakhir dengan skor 0-13-0. Kita memenangkan dua lane lain tapi tapi dalam waktu 15 menit aku nge-feed sangat banyak dan pada akhirnya kita menyerah,” ucapnya.
Meski sejarah scrim OG dengan Axe agak menyedihkan, Ceb punya keyakinan bahwa hero tersebut adalah pilihan yang tepat khusus di laga melawan PSG.LGD. Memang tak terlupakan momen kemenangan OG saat itu, apalagi mereka tak diunggulkan dan harus berjuang dari fase open qualifier.