lam rangka memberikan dukungan demi kesuksesan ONIC Esports dan EVOS Legends menjadi yang terbaik di MSC 2023, Moonton Indonesia menggelar acara pelepasan pemain dan pelatih. Hal ini sengaja dilakukan demi makin membakar semangat juang mereka di Kamboja.
Acara pelepasan pemain dan pelatih ONIC Esports dan EVOS Legends ini dilakukan di Cinepolis, Senayan Park, pada Rabu (31/5/2023). Acara ini juga terbuka bagi fans untuk menjadi tambahan semangat bagi para pemain dan pelatih agar bisa berprestasi di MSC 2023.
Selain fans, acara pelepasan ini juga dihadiri oleh orang tua atau keluarga dari para pemain yang akan bertanding. Hal ini tentu saja akan semakin mem-boosting semangat juang mereka demi memenuhi ambisi.
Langkah yang diambil Moonton Indonesia dalam menggelar acara ini juga harus diapresiasi, terlebih wakil-wakil Tanah Air saat ini tengah harus prestasi di pentas internasional. Sejak MSC 2019, M1 World Championship, dan MPL Invitational 4 Nation Cup 2020 yang merupakan ajang resmi, belum ada lagi wakil bangsa yang mampu menjadi juara di tingkat internasional.
“Inisiasi ini kami lakukan demi menarik dukungan dari seluruh warga Indonesia, tidak hanya fans MLBB esports. Ini bukan soal tim melainkan bagaimana kita bisa membawa nama Indonesia kembali ke puncak peta esports internasional, terutama MLBB,” ucap Azwin Nugraha, Public Relation & Communication Manager Moonton Indonesia.
“Demi memenuhi harapan tersebut, dukungan dari semua stakeholder sangat diperlukan dalam mencapai tujuan ini,” tuturnya.
Rencananya, para pemain, pelatih, ofisial dari ONIC Esports dan EVOS Legends sudah akan bertolak ke Phnom Penh pada 4-5 Juni 2023. Ada persiapan yang harus mereka jalani sebelum memulai perjalanan di MSC 2023 yang sudah akan dimulai pada 10 hingga 18 Juni mendatang.
Seberapa penting MSC 2023 di mata ONIC Esports dan EVOS Legends
Selama ini, gelaran MSC sering kali dipandang sebelah mata karena status dan popularitasnya berada di bawah M-Series. Hal tersebut sangat wajar, tetapi sebenarnya turnamen MLBB terbesar se-Asia Tenggara ini memiliki tingkat kesulitan yang setara dengan M-Series.
Mengingat Asia Tenggara sebagai pusat perkembangan esports MLBB, artinya tim-tim yang bermain di MSC adalah yang terbaik di region-region utama esports MLBB seperti Filipina, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Singapura, dan negara-negara di region Mekong yang juga punya sejarah dan pernah menguasai skena MLBB di seri awal MSC.
Kini dengan hadirnya region lain seperti Turki, MENA, dan North America untuk ikut mentas di MSC 2023 membuat gelaran ini jadi semakin setara dengan M-Series. Hanya minus perwakilan dari Brasil dan LATAM, jika kita bandingkan dengan kejuaraan dunia MLBB tersebut.
Hal ini tentu disambut baik oleh para peserta, termasuk ONIC Esports. CEO & Co-Founder ONIC Esports, Justin Widjaja, mengaku bahwa ajang MSC yang pernah dimenangi oleh organisasinya itu pada 2019 sangat penting bagi tim dan nama bangsa.
“Mereka yang bertanding di MSC, tidak hanya dapat membuat bangga tim, rekan, dan keluarga. Mereka membawa dan berniat untuk mengharumkan nama baik Indonesia di kancah internasional,” kata Justin.
Selain Justin, sama halnya dengan apa yang dirasakan oleh Ita Widjaja, ibunda dari jungler EVOS Legends, Tazz. Ia mengaku tak menyangka hobi anaknya ini bisa membuat banyak orang bangga, tak hanya dirinya.
“Saya bangga karena tadinya anak saya bukan siapa-siapa, main MLBB yang hanya hobi di kamar saja, sekarang bisa ditonton semua orang,” ujar Ita.
“Saya juga tidak menyangka kalau dari hobi ternyata bisa membuat saya dan teman-temannya bangga, bahkan bisa mewakili Indonesia,” tuturnya.
Kebanggaan sang bunda ini juga tentu telah dirasakan sebelumnya, terutama setelah Tazz menjadi bagian dari timnas MLBB Indonesia untukn IESF WEC 2022 di Bali. Ia sukses menyumbangoan medali emas bagi bangsa yang tentu saja sangat membanggakan.
Perjalanan karier Tazz ini juga bisa menjadi contoh bagi semua orang yang memiliki cita-cita menjadi pro player esports. Hal ini diakui langsung oleh CEO & Co-Founder EVOS Esports, Hartman Harris.
“Ada banyak pemain yang memulai kariernya dari nol. Tazz adalah salah satunya. Mulai dari bermain di turnamen warkop, sempat menjadi joki, akhirnya menyalurkan bakatnya di MDL, promosi ke MPL, hingga akhirnya menjadi juara dunia bukan prestasi yang dapat dianggap sebelah mata,” ucap Hartman.
“Saya berharap Tazz dan kawan-kawan dapat memberikan yang terbaik di MSC 2023 dan bisa menjadi contoh serta bukti bahwa tidak ada yang mustahil di dunia ini jika kita mau berusaha,” tuturnya.
Fase grup MSC kali ini akan digelar pada 10-13 Juni, di mana 12 tim yang bertanding telah dibagi ke dalam 4 grup berbeda, di mana setiap pertandingan di fase ini akan digelar dengan sistem BO3.
Setelah itu, dua tim terbaik dari masing-masing grup alias total 8 tim, akan melaju ke babak knockout yang digelar pada 15-18 Juni, di mana setiap pertandingan akan digelar dengan sistem BO5 dan format Single Elimination Bracket. Artinya di babak ini, tidak ada kesempatan kedua bagi tim yang mengalami kekalahan.