Kedatangan karakter Sonia Free Fire dapat menjadi salah satu ‘game-changer’ dalam META permainan Free Fire setelah sebelumnya, kita mengenal Orion.
Jika kalian takjub melihat cara Orion bekerja, maka kalian akan menyukai karakter Sonia Free Fire, survivors. Kedua karakter ini memiliki hubungan storyline yang saling terkait, di mana Sonia di sebuah laboratorium, memberi kekuatan bagi Orion.
Keduanya memiliki sebuah perisai yang menjadi bagian dari skill khusus mereka. Karakter Sonia Free Fire dilengkapi sebuah mekanisme unik.
Karakter Sonia Free Fire memiliki skill bernama “Nano Lifeshield” di mana setelah Sonia terkena damage fatal (di atas 200/aim merah), akan memasuki fase tidak bisa terkena damage (kebal) untuk sementara waktu.
Sonia mendapatkan perisai 150HP selama 6 detik. Jika pengguna tidak mengeliminasi musuh dalam waktu yang ada, maka karakter akan mati. Namun jika Sonia mengeliminasi musuh, Sonia akan ‘hidup kembali‘ dengan 150HP.
Dengan skill yang unik tersebut, bisa dikatakan pengguna Sonia Free Fire akan ‘susah mati’ karena usai ditumbangkan, bisa bangkit dengan syarat dan ketentuan di atas.
Pelatih Team RRQ, Adi “Ady” Gustiawan pun memiliki pandangan menarik tentang karakter Sonia Free Fire yang akan hadir sesaat lagi. Seperti apa jawaban sang pelatih terhadap kehadiran karakter dengan skill unik ini?
Pandangan RRQ Ady terhadap karakter Sonia Free Fire
Sebagai pelatih yang selalu update dengan perkembangan META Free Fire, Ady menilai keunikan yang dimiliki Sonia Free Fire tidak bisa dipandang sebelah mata.
“Sejujurnya saya belum mencoba Sonia ya. Tapi untuk logika gameplay-nya menurut saya masuk akal ada jeda 6 detik untuk self-revive karena dalam kondisi fight intense misalnya, 1 on 1 sudah pasti sekarat dan ga mungkin setelah fight (lawan) tidak bisa di-knock,” ucap Ady eksklusif.
“(Jeda) 6 detik yang diberikan seharusnya sudah bisa mengeksekusi lawan tapi tergantung ke situasi dan kondisinya dulu.”
Ady menambahkan, situasi dan kondisi yang dimaksud di atas adalah bagaimana misalnya Sonia terkena serangan dari jarak jauh atau tak diketahui. Menurut Ady, lebih baik memang skill Sonia diaktifkan di close combat atau dalam arti pemain bisa memberikan damage langsung ke lawan sehingga masih bisa ditoleransi.
“Saya kira sulit kalau misalnya Sonia ini terkena serangan kejutan tanpa kita memberikan damage terlebih dahulu. Jika konteksnya close combat di saat kita knock dan Sonia bisa di-revive dengan skill masih cukup ditolerir logika ingame-nya,” tambah dia.
“Tapi untuk kondisi fight yang tidak bisa ditoleransi, jeda 6 detik yang diberikan menurut saya akan begitu sulit. Jadi hal itu perlu diminimalisir, sekiranya setiap karakter harus memiliki skill yang bisa digunakan dalam situasi apapun.”
Ady menilai jika kehadiran Sonia masih belum terlalu dijangkau oleh para pelatih ataupun pemain baik di scene Indonesia atau region lain. Namun, jika ada tentu mereka sepakat dengan apa yang diungkap oleh Ady sebelumnya.
“Mungkin (pelatih, pemain) tim-tim lain belum terlalu mendalami seperti apa kelebihan dan kekurangan Sonia ini. Tapi bisa dibilang, pasti di antara kami ada kemiripan pemahaman lah setidaknya dengan apa yang saya sebutkan sebelumnya,” tuturnya.
Ady memaparkan jika hubungan antara Orion dan Sonia membuat karakter ini memiliki plus dan minus yang hampir sama. Menurut Ady, kedua karakter ini membutuhkan situasi khusus untuk menggunakan skill yang mereka miliki.
“Kurang lebih bisa disamakan dengan Orion, tapi bedanya ada last chance dari Sonia tapi tidak ada last chance untuk Orion. Orion butuh EP untuk transform skill sedangkan untuk Sonia butuh serangan agar skillnya aktif,” papar Ady.
“Ada beberapa skill karakter yang tidak memerlukan proses adaptasi yang cukup lama. Tapi, modelan Orion dan Sonia, Tetsuya, A124, K (KSHMR) selebihnya itu butuh adaptasi lama menurut saya berbeda dengan Steffie, Homer atau bahkan Alok yang sudah berlaku secara universal dan bisa digunakan oleh siapapun dan dalam kondisi apapun.”
“Intinya masih butuh proses adaptasi untuk penggunaan Sonia. Butuh kecerdasan yang lebih mencerna gameplay Free Fire yang kini semakin berkembang. Mulai dari perubahan Gloo Wall, terus buff/nerf di senjata hingga META healer dan hero semacan ini, membuat para pemain harus cepat beradaptasi dengan semua perubahan ini.”
Ady merekomendasikan beberapa skill karakter yang cocok dipasangkan dengan Sonia. Namun, Sonia tidak begitu diperhitungkan oleh Ady untuk digunakan.
“Dengan jeda waktu 6 detik yang dia miliki berarti harus mempercepat proses efisiensi waktu. Menurut saya pertama Luna, itu bisa menambahkan rate of fire tembakan. Lalu, Hayato mungkin, selebihnya ya bebas bisa Moco, JBiebs untuk konversi EP ke HP atau bisa juga dipasangkan dengan Kelly supaya ya mempersingkat waktu bergerak juga,” pungkas dia.
“Tapi saya sih untuk Sonia Free Fire terbilang less-recommended, silahkan dicoba saja.”