RRQ tampil berbeda ketika menghadapi babak semifinal FFML Season 8, Sabtu (30/9) di mana mereka tampil tanpa Richard “Legaeloth” Manurung.
Bermain tanpa sang kapten, menimbulkan tanda tanya karena sepanjang FFML Season 8 League Phase dia tidak pernah sekalipun absen.
Namun, meski tampil tanpa Legaeloth RRQ tetap mampu meraup pundi-pundi poin yang bagus untuk modal mereka melangkah ke babak Grand Final.
Kepada ONE Esports, sang pelatih Adi “Adyy” Gustiawan menjelaskan alasan absennya sang kapten di babak semifinal FFML Season 8.
Legaeloth tak bela RRQ di babak semifinal FFML Season 8, begini penjelasan Coach Adyy
Secara eksklusif kepada ONE Esports, Adyy menjelaskan mengapa RRQ bermain tanpa Legaeloth di semifinal FFML Season 8, Sabtu (30/9).
Adyy menyatakan bahwa absennya Legaeloth bukanlah sesuatu yang ia targetkan. Namun, di balik sang kapten absen membela timnya, Adyy memang menganggap ini adalah bagian dari mencoba mengumpulkan data sebelum Grand Final.
“Legaeloth main atau tidak itu bukan target (kami) ya. Target kami di semifinal, saya serta Legaeloth mau tahu reaksi beberapa tim, mau tahu anak-anak bermain seperti apa supaya (mereka) satu sama lain paham dan (tujuannya) lebih mengumpulkan data saja,” ucap Adyy kepada ONE Esports.
Adyy menambahkan walau tampil tanpa Legaeloth, timnya tak mengalami masalah. Namun, sang kapten turut menanggapi bahwa ia mau rekan setimnya berusaha untuk membiasakan tampil tanpa dirinya di medan tempur.
“Konflik (ketika bermain tanpa Legaeloth) tidak ada,” tuturnya. “Mereka mungkin lebih nyaman bermain dengan saya, biasanya lebih nyaman bermain sama saya tapi masa harus nyaman sama saya saja? Mereka harus coba kombinasi lain walau mereka merasa kurang nyaman tapi harus perform, seperti itu,” tambah Legaeloth.
Adyy menyatakan, hasil yang diraih oleh RRQ untuk semifinal hari pertama sudah sesuai dengan apa yang diharapkan olehnya.
Sebagai pelatih, ia menilai bahwa memang ada perbedaan signifikan ketika anak asuhnya harus bermain tanpa sang kapten. Namun, ia berkeras bahwa anak asuhnya harus bisa memberi kemampuan terbaiknya tanpa bergantung kepada Legaeloth.
“(Sudah) sesuai ekspektasi saya, mungkin lebih dari sesuai ekspektasi karena tak berharap banyak juga. Mulai dari Legaeloth tidak main, ritme (permainan) anak-anak berbeda, disiplin mereka (sedikit) menurun, leadership Legaeloth benar-benar berdampak di dalam game,” papar dia.
“(Skenario ini tujuannya) lebih ke arah bagaimana anak-anak (bisa) bersinergi satu sama lain, inisiatif satu sama lain tidak harus mengandalkan Legaeloth.”
Lebih lanjut, Adyy mengungkapkan bahwa absennya sang kapten mengundang reaksi yang cukup tajam dari tim lawan.
Walau begitu, Adyy menegaskan ini memang sudah seperti harapannya sehingga Legaeloth absen bukan tanpa alasan.
“Kami masih menganalisis reaksi dari tim-tim lain seperti apa ketika Legaeloth tak bermain mereka bakal bermain seperti apa. Sejauh ini reaksi dari tim-tim lain (seperti) agak disrespek (terhadap RRQ) dibanding ketika Legaeloth bermain,” ungkap Adyy.
“Contoh ketika di Refinery (Kalahari), kalau Legaeloth main musuh itu tidak berani ke sana. Ada reaksi yang kami perhatikan, siapa saja yang berani masuk ke Refinery dan itu yang menjadi perhatian kami ketika Legaeloth main (nantinya),”
“Jadi Legaeloth dicadangkan hari ini bukan tanpa alasan. Ada 2 perspektif, pertama (kami) mengolah data bagaimana yang akan terjadi, reaksi tim-tim di Grand Final nanti kedua (saya mencoba) mengeksplorasi sudut pandang pemain sebagai kapten dari Legaeloth mulai dari tim lawan kapabilitasnya seperti apa, team power dan fire power lawan seperti apa dan dia juga mendengarkan mic check anak-anak seperti apa,” pungkasnya.
